Senin, 23 Mei 2011

Presiden Ahmadinejad

Mahmud Ahmadinejad atau bisa dibaca Ahmadinezhad adalah Presiden Iran yang keenam dan memperoleh 61.91% suara pemilih pada pilpres Iran tanggal 24 Juni 2005. Jabatan kepresidenannya dimulai pada 3 Agustus 2005. Ia pernah menjabat walikota Teheran dari 3 Mei 2003 hingga 28 Juni 2005 waktu ia terpilih sebagai presiden. Ia dikenal secara luas sebagai seorang tokoh konservatif yang sangat loyal terhadap nilai-nilai Revolusi Islam Iran, 1979.
Lahir di daerah desa pertanian Aradan, dekat Garmsar, sekitar 120 kilometer arah tenggara Teheran pada pada 28 Oktober 1956. Dia merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara, berasal dari keluarga Syiah. Orang tuanya,seorang Tukang Besi, Ahmad Saborjihan, memberi nama Mahmud Saborjihan saat lahir. Dia menggunakan nama tersebut hingga sebuah keputusan besar mendorong keluarganya untuk hijrah ke Teheran pada paruh kedua tahun 1950-an.
Di Teheran, ayahnya merubah namanya menjadi Mahmud Ahmadinejad sebagai isyarat religiusitas dan semangat mencari kehidupan yang lebih baik, karena Saborjihan dalam bahasa Parsi berarti pelukis karpet, pekerjaan yang jamak dilakukan di sentra karpet seperti Aradan, sedangkan Ahmadinejad berarti ras yang unggul, bijak dan paripurna.


Dia lulus dari Universitas Sains dan Teknologi Iran (IUST) dengan gelar doktor dalam bidang teknik dan perencanaan lalu lintas dan transportasi.
Pada tahun 1980, dia adalah ketua perwakilan IUST untuk perkumpulan mahasiswa, dan terlibat dalam pendirian Kantor untuk Pereratan Persatuan (daftar-e tahkim-e vahdat), organisasi mahasiswa yang berada di balik perebutan Kedubes Amerika Serikat yang mengakibatkan terjadinya krisis sandera Iran.

Pada masa Perang Iran-Irak, Ahmedinejad bergabung dengan Korps Pengawal Revolusi Islam pada tahun 1986. Dia terlibat dalam misi-misi di Kirkuk, Irak. Dia kemudian menjadi insinyur kepala pasukan keenam Korps dan kepala staf Korps di sebelah barat Iran. Setelah perang, dia bertugas sebagai wakil gubernur dan gubernur Maku dan Khoy, Penasehat Menteri Kebudayaan dan Ajaran Islam, dan gubernur provinsi Ardabil dari 1993 hingga Oktober 1997.
Beliau adalah presiden pertama yang bepenampilan sangat sederhana dan tidak suka kemewahan. Televisi Fox Amerika pernah bertanya pada Presiden Iran Ahmadinejad : ”Saat anda bercermin di pagi hari, apa yang anda katakan pada diri anda?” Ahmadinejad menjawab, ”Saya melihat seseorang di cermin dan berkata padanya , ”Ingatlah, anda tidak lebih dari seorang pelayan kecil. Di depanmu hari ini ada tanggungjawab besar dan itu adalah melayani bangsa Iran”.
Dibawah kepemimpinan Ahmadinejad, setiap menteri yang diangkat selalu menandatangani perjanjian dengan banyak ketentuan, terutama yang ditekankan adalah agar setiap menteri tetap hidup sederhana . Seluruh rekening pribadi dan keluarganya akan diawasi dan kelak jika masa tugasa berakhir sang menteri harus menyerahkan jabatannya dengan kewibawaan . Caranya adalah agar dirinya dan keluarganya tidak memanfaatkan keuntungan sepeser pun dari jabatannya.


Ahmadijed juga mengumumkan bahwa kemewahan terbesar dirinya adalah mobil Peogeot 504 buatan tahun 1977dan sebuah rumah kecil warisan ayahnya 40 tahun lalu yang terletak di salah satu daerah miskin di Teheran. Rekening tabungannya nol dan penghasilan yang diterima hanyalah gaji sebagai dosen sebesar kurang dari Rp 2.500.000,-. (U$ 250)

Asal tahu saja Presiden tetap tinggal di rumahnya. Satu-satunya rumah miliknya, salah satu presiden Negara terpenting di dunia secara strategi, ekonomi, politik dan tentunya minyak dan pertahanannya.
Ahmadinejad bahkan tidak mengambil gajinya sebagai presiden (yang merupakan haknya). Alasannya seluruh kekayaan adalah milik Negara dan ia hanya bertugas menjaganya.

Hal lain yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yang selalu dibawa setiap hari. Isinya adalah bekal sarapan, beberapa potong roti sandwinch dengan minyak zaitun dan keju . Ahmadinejad menyantap dengan nikmat makanan buatan isteri tersebut Di sisi lain ia menghentikan semua makanan istimewa yang biasa disediakan untuk presiden.

Ahmadinejad juga mengalihkan pesawat kepresidenan menjadi pesawat angkutan barang (cargo) dengan alasan untuk menghemat pengeluaran Negara. Presien juga memilih terbang dengan pesawat biasa di kelas ekonomi.

Ahmadinejad selalu melakukan rapat dengan para menteri kabinetnya untuk memantau semua aktivitas. Semua menteri bisa masuk ke ruangannya tanpa harus izin.Ia juga menghapus semua acara seremonial seperti red carpet, foto-foto dan iklan pribadi ketika jika mengunjungi Negara lain.

Jikalau harus menginap di hotel ia selalu memastikan untuk tidak tidur dengan ruangan dan tempat tidur mewah. Alasannya ia tidak tidur di tempat tidur tetapi tidur di lantai beralaskan matras sederhana dan sepotong selimut. (sumber : kaskus.us)


Menurut saya, Ahmadinejad adalah sosok seorang pemimpin negara yang sesungguhnya. Karena pemerintah menurut pandangan saya sebenarnya tidak lebih dari sekedar pembantu. Pembantu negara pembantu rakyat pemabantu bangsanya untuk membuat bangsa dan negaranya lebih maju lebih makmur lebih tentram. Karena rakyatlah yang memilih para pejabat agar dapat mengayomi, membantu dan melindungi rakyat. Rakyat pula lah yang menggaji para pejabat. Oleh karena itu mereka tidak lebih dari sekedar pembantu yang seharusnya dapat melayani rakyatnya dengan baik karena itulah PEKERJAAN UTAMA pemerintah! Untuk membantu dan melayani rakyatnya bukan malah memeras, bertindak semena – mena dan mengacuhkan rakyatnya.
Presiden Ahmadinejad adalah contoh yang baik dan patut ditiru oleh para penduduk istana di negara ini. Beliau benar – benar menjalankan kewajibannya sebagai presiden. Walau saya kurang yakin para pejabat di Negara ini akan “mampu” untuk meniru beliau. Kalau saja mereka sadar bahwa mereka hanyalah manusia biasa yang kebetulan dipercaya oleh rakyat untuk memimpin Negara ini untuk membantu bangsa ini agar dapat menjadi bangsa yang lebih baik dan bukannya merasa paling berkuasa paling hebat seakan mereka adalah dewa yang harus di turuti semua perintahnya, seakan kami hanyalah pion – pion catur yang dengan mudahnya dapat mereka atur sekehendak hati mereka. Maka Negara yang mereka pimpin tidak akan dapat bertahan lama. Wajarlah para pejabat negri ini selalu butuh pengawal jika hendak bepergian karena takut ada yang mengincar nyawa mereka dan dalam hal ini saya rasa mereka sadar bahwa mereka telah melakukan perbuatan buruk sehingga menimbulkan dendam kepada orang – orang. Cobalah jikalau mereka sadar mereka tidaklah lebih dari sekedar manusia biasa yang derajatnya sama dengan rakyat – rakyatnya dan dengan tulus mencintai rakyatnya sepenuh hati bukan sedalam kantong. Maka dengan begitu, rakyat pun akan senantiasa mencintai mereka dengan sepenuh hati. Pengawalan pun tidak akan diperlukan lagi karena memang tidak ada rakyat yang membenci mereka.
Hal – hal yang demikian lah yang saya impikan dan harapkan dari para pemimpin negara ini, maka Indonesia pun akan menjadi tempat paling indah untuk dihuni bukan hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena keindahan hati para pemimpin yang mencintai rakyatnya dengan sepenuh hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar